Kebiasaan membaca dan menulis perlu dikembangkan sejak usia dini. Anak-anak di bangku sekolah perlu mendapat fasilitas yang memadai untuk mengembangkan literasi mereka. Berikut akan dibahas tentang gerakan literasi sekolah dan strategi kreatif seperti apa yang bisa dilakukan.
Pengertian Gerakan Literasi Sekolah
Apa itu gerakan literasi sekolah? Program ini sering disebut juga dengan nama GLS. GLS ini merupakan program kemendikbud yang dijalankan untuk mengatasi buruknya minat serta kemampuan bangsa Indonesia dalam membaca. GLS diharapkan bisa membantu meningkatkan minat baca bangsa Indonesia.
Rendahnya minat baca di Indonesia sebenarnya menjadi sebuah ancaman. Generasi muda mulai saat ini harus dibimbing agar bisa mencintai kegiatan membaca. GLS menjadi salah satu solusi untuk menumbuhkan rasa cinta membaca sejak usia dini.
Jenis-Jenis
Pihak sekolah memegang peranan penting dalam mengembangkan literasi yang dimiliki oleh siswanya. Ada beberapa jenis literasi yang perlu diterapkan oleh pihak sekolah. Berikut adalah beberapa jenis literasi yang perlu Anda ketahui.
1. Literasi Dasar
Jenis literasi yang satu ini merupakan kegiatan awal yang perlu ditanamkan kepada siswa. Literasi dasar meliputi proses berbicara, membaca, menulis, mendengar, dan menghitung.
2. Literasi Perpustakaan
Siswa perlu mendapat pengertian bahwa perpustakaan adalah sarana yang tepat untuk mendapat ilmu dan informasi. Literasi perpustakaan bisa membantu siswa untuk memahami fungsi perpustakaan. Siswa juga bisa mengenal lebih banyak jenis bacaan. Selain itu, siswa juga bisa berkenalan dengan sistem kode buku perpustakaan.
Baca juga :
- Nilai-Nilai Pancasila dan Penerapannya Dalam Bernegara dan Bermasyarakat
- Pengertian, Unsur Pembentuk, dan Fungsi Identitas Nasional
3. Literasi Media
Siswa juga perlu mengenal media sebagai sarana untuk menyebarkan informasi. Literasi media akan memperluas pengetahuan siswa mengenai berbagai jenis media. Mulai dari media cetak, media elektronik, dan media digital seperti internet.
4. Literasi Teknologi
Teknologi saat ini terus berkembang dan siswa harus bisa mengikuti perkembangan tersebut. Literasi teknologi akan membantu siswa mampu memanfaatkan teknologi dengan baik dan sesuai etika. Hal ini penting untuk didapatkan oleh para siswa agar mereka bisa memakai teknologi dengan baik dan benar.
5. Literasi Visual
Pada literasi visual ini, siswa akan dibimbing untuk memiliki pemahaman lebih lanjut mengenai penggunaan media dan teknologi di dunia literasi. Siswa juga akan belajar untuk mengelola informasi dari berbagai media dengan baik dan benar.
Tahapan Gerakan Literasi Sekolah
Meningkatkan minat baca siswa memang dibutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Ada tahapan yang harus dilalui agar program ini bisa sukses. Berikut adalah beberapa tahap yang perlu dilalui dalam GLS.
1. Pembiasaan
Tahap ini bisa disebut juga sebagai tahap awal atau tahap pengenalan. Siswa tentu harus dibiasakan terlebih dahulu. Guru bertugas membiasakan siswa membaca entah itu membaca dalam hati maupun membaca nyaring. Selain itu siswa juga harus dibiasakan untuk menyimak isi bacaan.
Kegiatan pembiasaan ini perlu dilakukan secara rutin. Guru perlu mengadakan kegiatan ini selama 15 menit setiap hari. Kegiatan ini bisa dilakukan di pagi hari sebelum mulai pelajaran maupun setelah pelajaran selesai sebelum siswa pulang.
Pada tahap pembiasaan ini, siswa diberikan motivasi agar semakin semangat membaca. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan rasa percaya diri pada siswa dan meningkatkan rasa cinta membaca di luar buku pelajaran. Guru juga bertugas mendorong siswa agar memakai berbagai jenis sumber bacaan.
2. Pengembangan
Tahap berikutnya adalah pengembangan. Pada tahap ini, siswa berarti sudah mengenal dan mulai mencintai kegiatan membaca. Ini merupakan tahap lanjutan dan harus diperhatikan agar siswa semakin mencintai kegiatan membaca. Di sini siswa akan dibimbing untuk melibatkan pikiran dan emosi saat membaca.
Kegiatan yang bisa dilakukan oleh para guru adalah meminta siswa untuk melakukan kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan. Siswa diminta membaca karya sastra dan menulis sendiri karya yang ia buat. Siswa juga bisa diminta membuat ringkasan novel yang sudah ia baca sebelumnya.
Kegiatan pada tahap pengembangan ini juga harus dilakukan secara rutin. Setiap hari guru perlu memberikan kegiatan kepada siswa untuk mengembangkan literasi. Kegiatan ini bisa dinilai atau tidak dan yang paling penting adalah siswa tidak merasa terbebani dengan adanya kegiatan tersebut.
Artikel menarik lain :
- Pengertian, Ciri, dan Struktur Recount Text beserta Contohnya
- Ulasan Lengkap Cerita Fabel Beserta Contohnya
3. Pembelajaran
Pada tahap ini, kegiatan literasi dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum yang berlaku di sekolah. Guru perlu mewajibkan siswanya membaca buku pelajaran. Buku bacaan yang diberikan bisa berupa buku ilmu pengetahuan umum maupun buku yang membahas minat khusus siswa.
Hasil yang diharapkan dari tahap ini adalah siswa mampu menangkap dan mengolah informasi yang ia baca. Siswa juga bisa mengembangkan pemikirannya secara kritis dari bahan-bahan yang ia baca.
Strategi Kreatif Gerakan Literasi Sekolah
Gerakan literasi sekolah memiliki peran penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan di negara ini. Namun, guru dan tenaga pengajar lainnya punya banyak tantangan dalam menjalankan GLS. Berikut adalah beberapa strategi kreatif yang bisa diterapkan agar GLS bisa berjalan dengan lancar.
1. Pembuatan Pojok Membaca
Siswa akan semakin senang membaca jika ada tempat yang nyaman bagi mereka untuk membaca. Pembuatan pojok membaca di sekolah bisa menjadi ide yang tepat untuk meningkatkan literasi siswa. Pojok membaca bisa dibuat di kelas maupun di luar kelas dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan.
2. Pengadaan Alat Peraga
Alat peraga juga memegang peran penting dalam meningkatkan literasi siswa. Pihak sekolah perlu menyediakan alat peraga yang beragam dan menyenangkan. Membaca mungkin pada awalnya akan terasa membosankan. Namun, dengan bantuan alat peraga siswa akan merasa lebih akrab dan semakin senang membaca.
3. Pengadaan Bulan Literasi
Sekolah perlu mengadakan bulan literasi agar siswa semakin bersemangat. Bulan literasi ini bisa diisi dengan kegiatan yang bermacam-macam. Mulai dari lomba menulis cerita pendek, membaca puisi, bercerita, dan lain sebagainya. Pihak sekolah juga bisa mengundang pegiat literasi untuk datang ke sekolah.
4. Penyediaan Buku Bacaan yang Beragam
Minat baca bisa ditingkatkan dengan menambah variasi jenis buku bacaan yang disediakan. Pihak sekolah perlu menyediakan banyak jenis buku bacaan non pelajaran. Ini dilakukan agar siswa bisa bebas memilih jenis buku yang ingin mereka baca. Semakin banyak pilihan maka semakin bersemangat juga siswa dalam membaca.
Wajib baca :
5. Penerapan Sanksi dan Hadiah
Sekolah bisa membentuk tim khusus untuk mengawasi jalannya GLS. Pihak sekolah bisa memberikan sanksi bagi siswa yang tidak tertib mengikuti GLS. Selain itu, sekolah juga bisa memberikan hadiah bagi siswa yang rajin mengikuti program tersebut. Hadiah bisa diberikan dalam bentuk nilai maupun hal yang lain.
6. Pengadaan Majalah Dinding
Majalah dinding mungkin terkesan kuno di tengah teknologi yang semakin canggih sekarang. Namun, majalah dinding sepertinya tetap bisa memegang peran penting untuk meningkatkan literasi siswa. Sekolah perlu menyediakan spot khusus untuk majalah dinding dan desain majalah dinding juga perlu dibuat sekreatif mungkin.
Sekolah juga harus melibatkan semua siswa untuk mengelola majalah dinding tersebut. Pengisian majalah dinding bisa dilakukan secara bergilir sehingga semua siswa bisa ikut memasang karya mereka di sana.
Itulah tadi beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai GLS atau gerakan literasi sekolah. Memang tidak mudah untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. Namun, jika GLS ini dilakukan dengan konsisten maka minat baca masyarakat akan semakin meningkat.