Taksonomi Bloom, Pengertian dan Klasifikasi

Daftar Pustaka

Taksonomi Bloom, Pengertian dan Klasifikasi

Apakah Anda pernah mendengar tentang taksonomi bloom? Istilah ini berhubungan erat dengan dunia pendidikan dan proses pembelajaran setiap individu. Berikut akan dibahas lebih lengkap mengenai pengertian taksonomi ini, taksonomi bloom terbaru, taksonomi bloom revisi, dan kata kerja operasional taksonomi bloom.

Taksonomi Bloom, Pengertian dan Klasifikasi

Pengertian

Mari kita mulai dengan pengertian terlebih dahulu sebelum membahas yang lebih jauh. Secara etimologi, taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein artinya mengklasifikasi dan nomos artinya aturan. Taksonomi secara etimologi berarti klasifikasi atas suatu prinsip dasar maupun aturan.

Sementara itu bloom diambil dari nama seorang peneliti yaitu Benjamin Samuel Bloom. Ia meneliti pengembangan kemampuan berpikir dalam sebuah proses belajar. Taksonomi bloom itu sendiri bisa diartikan sebagai sebuah struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai taksonomi ini, perlu diketahui bahwa ada 3 bagian penting dalam konsep pembelajaran ini. Bloom telah membagi tujuan pendidikan ke dalam 3 ranah yaitu sebagai berikut.

1. Kognitif

Ranah ini disebut juga sebagai cognitive domain. Ranah ini berfokus pada perilaku yang menekankan intelektual seseorang. Pada intinya ranah ini berfokus pada kemampuan berpikir dan kecerdasan otak seseorang. Contoh yang termasuk ke dalam ranah kognitif ini adalah keterampilan dalam berpikir, pengetahuan, serta pengertian.

2. Afektif

Ranah ini disebut juga dengan nama affective domain. Ranah ini berfokus pada perilaku yang lebih menekankan sisi emosi dan perasaan dari seseorang. Sebagai contoh bagian yang termasuk ke ranah ini adalah apresiasi, minat, sikap, serta cara diri sendiri untuk beradaptasi.

3. Psikomotorik

Ranah berikutnya adalah psikomotorik atau psychomotoric domain. Ranah ini akan berfokus pada perilaku yang mengarah ke aspek motorik. Sebagai contoh adalah tulisan tangan, kemampuan berenang, berolahraga, dan lain sebagainya.

Baca Juga :

Klasifikasi

Ketiga jenis ranah yang sudah dibahas sebelumnya memiliki klasifikasi yang berbeda-beda. Tiga-tiganya harus berjalan secara seimbang agar proses pembelajaran bisa memberikan hasil yang efektif. Berikut akan diberikan penjelasan mengenai klasifikasi taksonomi bloom sesuai dengan tiga ranah yang sudah disebutkan.

1. Kognitif

Ranah kognitif sepenuhnya akan berhubungan dengan kemampuan dan kecerdasan otak. Ranah ini terbagi lagi menjadi 6 tingkatan proses belajar dan berpikir. Biasanya ranah ini yang menjadi fokus bagi para orang tua yaitu agar anaknya bisa menjadi anak yang pintar. Berikut adalah klasifikasi ranah kognitif dan penjelasannya.

a. Pengetahuan

Tingkat pertama adalah pengetahuan atau knowledge. Ini merupakan kemampuan mengingat serta menjelaskan kembali suatu ilmu yang sudah didapatkan. Kata kerja operasional pada tingkatan ini contohnya seperti menyebutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, membilang, mencatat, membaca, menulis, dan masih banyak lagi.

b. Pemahaman

Tingkat kedua adalah pemahaman atau comprehension. Ini merupakan kemampuan dalam memahami materi yang diberikan dan bisa menginterpretasikan dengan bahasa sendiri. Kata kerja operasional pada tingkatan ini contohnya menjelaskan, memperkirakan, menggali, mengubah, menguraikan, dan lain sebagainya.

c. Penerapan

Tingkat berikutnya adalah penerapan atau application. Ini merupakan kemampuan dalam menerapkan informasi maupun ilmu yang didapat di dunia nyata. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah memerlukan, menentukan, menugaskan, melengkapi, dan lain sebagainya.

d.  Analisis

Tingkatan selanjutnya adalah analisis yang berarti kemampuan menguraikan sebuah materi menjadi bagian-bagian yang lebih jelas. Kemampuan untuk menganalisis ini cukup sulit untuk dimiliki. Kata kerja operasional yang ada di tingkatan ini antara lain adalah memeriksa, memecahkan, menganalisis, menyeleksi, dan lain sebagainya.

e. Sintesis

Tingkatan berikutnya yang bisa Anda temui adalah sintesis. Sintesis adalah kemampuan dalam mengombinasikan berbagai komponen sehingga terbentuk struktur baru. Jika seseorang sudah sampai di tahap ini maka ia akan mampu membuat hipotesis dan teori sendiri berdasarkan ilmu yang sudah didapatkan.

Namun, perlu diketahui bahwa kemampuan melakukan sintesis tidaklah mudah dan dibutuhkan bekal pemikiran yang baik. Beberapa contoh kata kerja operasional yang ada di tingkatan ini adalah mengombinasikan, mengarang, menciptakan, merevisi, merangkai, dan lain sebagainya.

f. Evaluasi

Tahapan terakhir adalah evaluasi. Pada tahap ini seseorang memiliki kemampuan melakukan evaluasi dan menilai suatu hal berdasarkan acuan tertentu. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah menyimpulkan, mengkritik, mempertahankan, membandingkan, dan lain sebagainya.

2. Afektif

Ranah afektif meliputi kemampuan seseorang yang berhubungan dengan emosi, mental, dan perasaan. Ranah ini memiliki 5 tingkatan perilaku sebagai berikut.

a. Penerimaan

Tingkat pertama adalah penerimaan atau receiving. Penerimaan merupakan kemampuan dari seseorang untuk menunjukkan apresiasi kepada orang lain. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah mengikuti, mempertanyakan, mematuhi, menganut, mengidentifikasi, menjawab, dan lain sebagainya.

b. Partisipasi

Setelah penerimaan, tahap selanjutnya adalah partisipasi. Tahap ini merupakan kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Ia juga memiliki motivasi untuk bertindak jika ada suatu hal yang terjadi. Tindakan yang dilakukan bukan untuk kepentingan sendiri namun juga bagi orang lain.

Kata kerja operasional pada tingkatan ini di antaranya adalah menjawab, mentaati, menyetujui, melakukan, memilih, menulis, melaporkan, dan lain sebagainya.

c. Nilai yang Dianut

Tahap berikutnya adalah valuing atau nilai yang dianut. Tingkatan ini memiliki arti kemampuan seseorang untuk membedakan mana yang buruk dan mana yang baik. Nilai tersebut kemudian diekspresikan oleh seseorang dalam bentuk perilaku. Contoh mudahnya adalah seseorang memberi usul kegiatan gotong royong di lingkungannya.

Kata kerja operasional pada tingkatan ini di antaranya adalah memilih, menunjukkan, mengikuti, memenuhi, menjelaskan, membentuk, dan lain sebagainya.

d. Organisasi

Tingkat berikutnya adalah organisasi. Individu yang sudah sampai pada tahap ini memiliki kemampuan membentuk sebuah sistem nilai maupun budaya organisasi di tengah perbedaan. Kata kerja operasional yang ada di tingkatan ini adalah merancang, mengatur, mentaati, mematuhi, menghubungkan, dan lain sebagainya.

e. Karakterisasi

Tingkatan yang paling tinggi adalah karakterisasi. Karakterisasi merupakan kemampuan mengendalikan perilaku sesuai dengan norma yang dianut. Salah satu contoh yang paling mudah adalah seseorang menunjukkan sikap kooperatif saat harus bekerja dalam sebuah kelompok.

Kata kerja operasional yang ada di tingkatan ini adalah melaksanakan, memperbaiki, membatasi, mengajukan, membantu, dan lain sebagainya.

Baca juga artikel ini:

3. Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan dengan kemampuan motorik seseorang. Ranah ini juga berhubungan dengan aktivitas pembelajaran yang melibatkan urusan fisik. Untuk ranah psikomotorik, ada 7 tingkatan yang perlu dilewati yaitu sebagai berikut.

a. Persepsi

Tingkat yang pertama adalah persepsi. Persepsi merupakan kemampuan memakai saraf sensori untuk memperkirakan suatu hal. Contoh mudahnya adalah saat kita menurunkan suhu AC ketika merasa kegerahan. Kata kerja operasional pada tingkat ini adalah memilih, mendeteksi, membedakan, menyeleksi, dan lain sebagainya.

b. Kesiapan

Tahap berikutnya adalah kesiapan atau set. Pada tahap ini seseorang sudah menguasai kemampuan untuk mempersiapkan diri secara fisik maupun mental saat berhadapan dengan suatu hal. Kata kerja operasional untuk tingkatan ini adalah mengawali, memulai, memperlihatkan, membantu, menunjukkan, dan lain sebagainya.

c. Guided Response

Guided response atau reaksi yang diarahkan merupakan kemampuan seseorang melakukan gerakan sesuai contoh. Pada tingkatan ini seseorang akan memiliki keterampilan mengikuti sesuatu yang bisa ditiru. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah memasang, meniru, mengikuti, mencoba, dan lain sebagainya.

d. Reaksi Natural

Tingkatan reaksi natural disebut juga mechanical response. Pada tingkatan ini seseorang bisa memperagakan sesuatu yang pernah ia lihat tanpa harus diberi contoh. Kata kerja operasional yang ada di tingkatan ini adalah membangun, mengoperasikan, membongkar, merakit, dan lain sebagainya.

e. Reaksi Kompleks

Tingkat berikutnya adalah reaksi yang kompleks atau complex response. Pada tingkat ini seseorang memiliki kemampuan melakukan gerakan dengan beberapa tahapan. Salah satu contohnya adalah saat seseorang bisa membongkar kemudian memasang kembali sebuah peralatan rumah.

Kata kerja operasional untuk tingkat ini di antaranya adalah memasang, mengoperasikan, merakit, mempertajam, membongkar, dan lain sebagainya.

f. Adaptasi

Tingkat selanjutnya setelah reaksi kompleks adalah adaptasi atau adjustment. Pada tahap ini seseorang memiliki kemampuan mengembangkan keahliannya. Ia juga mampu melakukan modifikasi keterampilannya sesuai dengan kebutuhan. Kata kerja operasional pada tingkat ini adalah merevisi, mengubah, memodifikasi, dan lain-lain.

g. Kreativitas

Tahap yang terakhir sekaligus yang cukup sulit diraih adalah kreativitas. Pada tahap ini seseorang memiliki kemampuan menciptakan sebuah pola gerakan yang baru sesuai dengan inisiatif dari diri sendiri. Kata kerja operasional pada tingkatan ini adalah membangun, merancang, menciptakan, membuat, dan lain sebagainya.

Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi Bloom Revisi

Perlu diketahui bahwa ternyata taksonomi susunan Bloom ini mengalami perubahan atau revisi agar isinya jadi sempurna. Sebelum mengetahui bentuk taksonomi bloom terbaru setelah revisi, tentu Anda harus tahu bentuk aslinya terlebih dahulu sebagai perbandingan. Berikut adalah urutan orisinal yang dibuat oleh Benjamin Bloom.

  1. Pengetahuan
  2. Komprehensi
  3. Aplikasi
  4. Analisis
  5. Sintesis
  6. Evaluasi

Perubahan taksonomi ini kemudian dilakukan oleh Lorin Anderson yang merupakan mahasiswa dari Bloom. Perubahan yang dilakukan pada taksonomi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Perubahan nama enam kategori yang ada dari kata benda menjadi kata kerja.
  2. Melakukan penataan ulang.
  3. Menyusun proses dan tingkat matriks pengetahuan.

Tiga perubahan tersebut menghasilkan urutan yang baru namun tetap efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Berikut adalah bentuk revisi dan penjelasannya.

  1. Mengingat

Tahap ini berarti mengingat untuk mendapatkan kembali ilmu atau informasi yang sebelumnya sudah pernah didapatkan.

  1. Memahami

Tahap ini berarti memahami sebuah makna, interpretasi, instruksi yang dipelajari. Pada tahap ini seseorang juga bisa menyatakan sebuah masalah dengan kata-katanya sendiri.

  1. Menerapkan

Tingkat berikutnya adalah menerapkan. Pada tahap ini seseorang bisa menerapkan apa yang sudah dipelajari dalam kehidupan yang nyata.

  1. Menelaah

Tahap selanjutnya adalah menelaah. Pada tahap ini seseorang bisa memisahkan materi ke dalam bagian-bagian yang mudah untuk dipahami. Individu juga sudah mampu membedakan mana fakta dan mana yang menjadi kesimpulan.

  1. Mengevaluasi

Berikutnya adalah tahap mengevaluasi. Pada tahap ini seseorang bisa membuat penilaian mengenai sebuah ide maupun materi.

  1. Menciptakan

Tahap ini adalah tahap paling tinggi dimana seseorang bisa menciptakan atau membangun sebuah struktur baru dari bagian-bagian tertentu. Ini menjadi kemampuan tertinggi yang bisa dimiliki oleh seseorang dalam proses pembelajaran yang ia lalui.

Kumpulan Pertanyaan Umum

Itulah tadi penjelasan singkat mengenai taksonomi bloom dari www.daftarpustaka.com. Ini bisa digunakan oleh para guru maupun tenaga pengajar tak resmi dalam merancang kegiatan belajar. Anda bisa mencari contoh kata kerja operasional taksonomi bloom lainnya secara lengkap untuk mempermudah pemakaian taksonomi ini di kehidupan nyata.

Bagikan:

Also Read