Bagi Anda yang saat ini bingung dan penasaran tentang bagaimana cara membuat dan contoh rapor Kurikulum Merdeka, simak artikel ini hingga tuntas untuk mendapatkan jawabannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Mereka Belajar untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Nantinya ini yang bakal menjadi solusi untuk tantangan masa depan serta menyesuaikan kebutuhan pembelajaran.
Tidak hanya sebagai tindak lanjut dari kurikulum 2013, tetapi juga program Merdeka Belajar menjadi kebijakan yang menguatkan keberagaman aspek pendidikan. Mulai dari penguatan karakter siswa, bantuan-bantuan pendidikan, hingga sistem pendidikan nasional.
Peluncuran Merdeka Belajar merupakan akar yang menggulirkan beberapa program pendidikan. Lalu itu dapat membuahkan transformasi pembelajaran agar pendidik serta siswa bisa Merdeka sesuai dengan tujuan adanya program ini.
Dalam Merdeka Belajar episode 15 menyebutkan pemerintah meluncurkan pembaruan kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Kurikulum ini sebagai bentuk fasilitasi Kemendikbudristek lewat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Pemerintah Menyiapkan Opsi Penggantian Kurikulum
Untuk itu, pemerintah menyiapkan tiga opsi penerapan untuk menggantikan kurikulum 2013 yakni Mandiri Berubah, Mandiri Berbagi, dan Mandiri Belajar. Kurikulum ini merupakan opsi tambahan untuk pemulihan pembelajaran selama tahun 2022 – 2024.
Perubahan sistem pendidikan nasional bisa dilaksanakan melalui Implementasi Kurikulum Merdeka seperti RPP 1 Lembar dari aspek perencanaan yang menjadi Modul Ajar, lalu Model Proyek di aspek pelaksanaan yang dijadikan sebagai penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, serta Rapor Pendidikan pada aspek evaluasi.
Kemudian ketiga aspek pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mengalami perubahan signifikan daripada kurikulum 2013.
Peluncuran Kurikulum Merdeka bersama platform Merdeka Mengajar yang diubah pun juga sudah termuat dalam platform. Dengan adanya platform pembelajaran ini sudah cukup membantu guru untuk bisa beradaptasi dan memudahkannya dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Tidak terkecuali fitur Rapor Pendidikan yang dapat menyusun penilaian hasil belajar siswa.
Laporan Hasil Belajar Kurikulum Merdeka
Ada tiga laporan hasil belajar utama dalam Kurikulum Merdeka, yaitu Rapor Pendidikan, Rapor Kurikulum Merdeka, serta Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Berikut penjelasannya.
1. Rapor Pendidikan
Rapor ini menjelaskan hasil asesmen serta survei nasional satuan pendidikan (satdik) ataupun daerah. Terlebih ada Asesmen Nasional (ANBK) yang menjadi pengganti Ujian Nasional (UN). Laporan hasil belajar pun menilai AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Survei Lingkungan Belajar, dan Survei Karakter.
Melalui Rapor Pendidikan, satuan pendidikan dan dinas bisa menjadikan hasilnya sebagai pedoman untuk mengidentifikasi masalah, membenahi kualitas pendidikan secara menyeluruh, serta merefleksikan akarnya.
Rapor Pendidikan bisa diakses melalui platform Rapor Pendidikan dan yang bisa mengaksesnya ialah kepala dan operator satuan pendidikan, pejabat dinas, serta tenaga pendidik.
2. Rapor Kurikulum Merdeka
Laporan hasil belajar siswa atau rapor harus sesuai dengan Implementasi Kurikulum Merdeka agar lebih fleksibel dan mudah lagi. Jika rapor K-13 membutuhkan empat halaman untuk menampilkan hasil belajar siswa, maka Rapor Kurikulum Medeka hanya membutuhkan satu atau dua halaman saja.
Perbedaan utamanya terletak pada penampilan rapornya. Pada Kurikulum 2013 menunjukkan nilai yang disertakan kriteria ketuntasan minimun (KKM) setiap mata pelajarannya, sedangkan pada Kurikulum Merdeka tidak ada sama sekali. Untuk periode pencapaian pada K-13 ditampilkan dalam bentuk tahun ajaran, sedangkan di Kurikulum Merdeka, hasil belajar siswa terbagi dari fase A hingga F.
Contoh Rapor Kurikulum Merdeka
Berdasarkan penuturan Anindito Aditomo selaku Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek menunjukkan model rapor siswa yang ada di Implementasi Kurikulum Merdeka akan berubah dan jauh lebih sederhana. Jadi guru tidak perlu lagi mengisi aspek penilaian dan hanya menulis nilai akhir saja.
Lalu pada Implementasi Kurikulum Merdeka terdapat asesmen penting yang dilakukan secara individu oleh guru dan siswanya. Tiga asesmen yang digunakan ialah asesmen diagnostik yang berkaitan ANBK, asesmen formatif saat pembelajaran masih berlangsung, dan asesmen sumatif pada akhir semester.
Cara Menyusun Rapor Kurikulum Merdeka
Ketika menyusun rapor Kurikulum Merdeka, ada beberapa alternatif yang bisa dipakai oleh guru. Meskipun demikian, pemerintah mendukung penguasaan Implementasi Kurikulum Merdeka sehingga mereka membuat platform khusu agar guru bisa menyusun semua rapor dengan mudah.
Platform khusus yang dimaksud ialah Rapor Merdeka yang berarti aplikasi pembuatan rapor Kurikulum Merdeka. Platform ini bisa digunakan semua sekolah baik itu SD, SMP, SMA, dan SMK se-Indonesia.
Tidak hanya itu saja, aplikasi ini juga berlaku untuk semua sekolah negeri maupun swasta, dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Dengan demikian, para guru menjadi lebih mudah untuk membuat rapor Kurikulum Merdeka.