Cerpen singkat kehidupan bisa Anda jadikan acuan untuk membuat cerpen yang sama baiknya atau justru lebih baik. Cerpen sendiri merupakan sebuah karya sastra yang di dalamnya mempunyai berbagai kisah menarik.
Sama dengan novel cerita yang dituliskan mempunyai sifat naratif, dimana mengisahkan tentang satu tokoh atau lebih sering ditulis dengan alur ringkas. Sehingga tidak membutuhkan waktu cukup lama untuk menyelesaikannya.
Meskipun sudah terbilang sederhana juga ringkas, cerpen memberikan hiburan menarik untuk para pembacanya.
Anda bisa menemukannya dalam sebuah surat kabar pada edisi tertentu, ada juga kumpulan cerpen dapat dijadikan sebuah buku sehingga lebih mudah dibaca. Dan bagi Anda penyuka dunia menulis, cerpen singkat kehidupan dapat dijadikan peluang menghasilkan uang.
Berikut Contoh Cerpen Singkat Kehidupan dan Unsur Intrinsiknya
Meskipun terbilang lebih ringkas juga sederhana, cerpen bisa menjadi menjadi sebuah hiburan menarik bagi para pembacanya. Untuk menghasilkan uang dari menulis cerpen, Anda bisa mengirimkannya ke media atau surat kabar tertentu.
Atau dapat membuatnya dalam jumlah banyak kemudian kirimkan ke penerbit buku untuk dijadikan buku cetak. Meski begitu, Anda harus mengetahui contoh beserta unsur intrinsik dari cerpen singkat kehidupan agar bisa memahaminya lebih dalam lagi.
1. Penentang Corona oleh Lani Nur Aeni
Hanya orang pemberani seperti aku, saja, yang mampu menebas kecaman virus yang sedang panas-panasnya diadukan ke tiap mulut. Lagi pun, jika tidak menyusuri jalanan lengang tanpa kendaraan lewat ini bagaimana aku serta dua buntutku bisa makan.
Sebenarnya tidak berani betulan, aku hanya tak ingin anak lelaki dan perempuanku meninggal dalam keadaan perut keroncongan. Tampak seperti mati konyol. Kue-kue serta ikan asin berlumur terigu sudah kuletakkan hati-hati.
Ditempatkan secantik mungkin. Sebentar lagi aku memasuki gang kecil. Pada kumuhnya tempat itu aku melawan takdir. Ah, tenggorakkanku rasanya kering sekali. Tahan! Jangan sampai batuk-batuk. Orang jadi enggan membeli kalau melihatku batuk.
“Mbak! Beli!”
Seorang gadis berperawakan mungil, dan setinggi anak pertamaku melambaikan tangan penuh semangat. Tepat di belakangnya anak-anak lain berkumpul. Sekitar, 10 orang.
“Mau beli apa, Nak?”
Anak-anak ini berebutan meraih kue yang tadi subuh kubuat dengan hawa tubuh yang terasa menyengat. Ludes. Syukur terus terucap. Uang itu memenuhi toples di samping kue tadi, rasanya cukup untuk membeli beras.
Segera saja beranjak. Jemariku menggamit kantong hitam berisi beras dan beberapa ikat sayur.
Pintu rumah tampak terbuka lebar. Orang-orang bergumul bergantian menengok ke dalam rumah.
Ada apa? Aku mempercepat kaki. Menerobos kerumunan.
Petugas berseragam menggendong dua bocah. Mereka terbungkus kain pelindung.
“Pak? A-Apa yang terjadi?” Tak tertahan, bibirku langsung menyerbu petugas.
“Anak ibu sepertinya terpapar virus. Nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan. Ibu juga harus ikut kami, untuk pemeriksaan.”
Lesu. Jiwaku lunglai menyapu lantai.
Beberapa hari berlalu, hasil tes keluar. Aku … Positif!
Dokter melontarkan pertanyaan siapa saja orang yang berinteraksi denganku terakhir kali pada hari itu.
Aku meneguk ludah, memasang raut gelisah. Teringat segerombolan anak-anak yang membeli kue, juga orang-orang yang kuseruduk demi melihat kedua anakku.
Selesai.
2. Unsur Intrinsik Cerpen Singkat Kehidupan : Penentang Corona
Mengetahui unsur di dalamnya, memudahkan Anda untuk lebih memahami apa yang menjadi poin penting dan menarik dari kisah tersebut.
Penentang Corona ini, merupakan karya mampu menggambarkan kehidupan sosial ketika wabah Covid menyerang seluruh dunia. Banyak orang terdampak masalah ini, dan banyak pihak harus menyalahi aturan demi melanjutkan hidup di dunia.
Apalagi orang-orang kecil, mereka membutuhkan dirinya sendiri, tidak jarang beberapa bantuan justru salah target dan tidak membantu pihak kecil sama sekali. Cerpen singkat kehidupan ini menjadi salah satu penggambarannya. Berikut ini unsur intrinsiknya :
Tema : Kehidupan sosial
Alur : Maju
Setting : Rumah si aku, lingkungan sekitar
Tokoh : Aku, anak dari si aku, dan anak–anak di lingkungannya
Watak : Aku (pantang menyerah, tidak teliti)
Sudut pandang : Orang pertama
Amanat : Kehidupan ini memang berat sekali, ada banyak orang kecil bertahan hidup meski harus mempertaruhkan nyawa diri sendiri dan orang lain.
Pahami contoh cerpen singkat kehidupan di atas, untuk bisa membuat pengajaran atau menyampaikan pesan dengan baik pada para pembaca.