Teknik Tepat dalam Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional

Daftar Pustaka

Pembelajaran sosial emosional

Pembelajaran sosial emosional (PSE) menjadi penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional Indonesia dan profil pelajar Pancasila. Guru dapat menerapkan teknik PSE sesuai kebutuhan dan kompetensi peserta didik.

Pelaksanaan PSE mempengaruhi interaksi guru-siswa, membentuk keseimbangan kompetensi akademik dan sosial emosional, serta meningkatkan kenyamanan siswa dalam belajar.

Teknik STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, Proceed) adalah pendekatan PSE yang membantu peserta didik mengelola emosi dan stres dengan positif.

STOP melatih kemampuan mindfulness, fokus pada emosi tanpa menuntut, dan memberikan respons yang tepat terhadap aktivitas, ucapan, dan pikiran.

Melatih mindfulness melalui PSE seperti STOP adalah kunci untuk meningkatkan kesehatan mental dan membantu siswa mengelola emosi dengan efektif.

Pembelajaran sosial emosional

Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Teknik STOP

a. Langkah Demi Langkah

Penerapan Teknik STOP dalam Pembelajaran Sosial Emosional:

  1. Stop (Berhenti): Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk berhenti sejenak dari aktivitas dan duduk dalam posisi yang nyaman serta rileks.
  2. Take a Deep Breath (Tarik Napas Dalam): Peserta didik diminta untuk mengambil napas dalam-dalam melalui hidung secara perlahan, merasakan udara segar masuk selama dua detik, lalu menghembuskannya perlahan. Latihan ini dapat diulang 2-3 kali.
  3. Observe (Amati): Peserta didik diminta mengamati sensasi di tubuh setelah melakukan napas dalam tadi.
  4. Proceed (Melanjutkan): Setelah latihan selesai, guru melanjutkan pembelajaran inti. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan dengan perasaan positif, pikiran tenang, dan jernih.

b. Dua Aspek Penting

Penerapan pembelajaran sosial emosional bisa mencakup dua aspek:

  1. Rutinitas Luar Jam Belajar: Pembelajaran sosial emosional dapat dijadwalkan secara rutin di luar jam pelajaran utama. Ini bisa menjadi waktu khusus di mana peserta didik berlatih teknik-teknik seperti STOP untuk mengelola emosi mereka.
  2. Integrasi dengan Materi Pembelajaran: Pembelajaran sosial emosional juga dapat terintegrasi dalam materi pembelajaran. Guru dapat menggunakan contoh situasi yang relevan dengan mata pelajaran untuk mengajarkan konsep kesadaran diri, manajemen emosi, hubungan sosial, dan pengambilan keputusan yang bijaksana.

c. Kebutuhan Kompetensi Bagi Peserta Didik

Kompetensi pembelajaran sosial dan emosional bagi peserta didik meliputi:

  1. Kesadaran Diri dan Sosial: Peserta didik diajarkan untuk mengenali dan memahami perasaan dan emosi mereka sendiri serta empati terhadap perasaan orang lain.
  2. Manajemen Diri: Meliputi kemampuan mengendalikan emosi, mengelola stres, dan menjaga kesehatan mental.
  3. Kemampuan Menjalin Relasi: Belajar berkomunikasi efektif, bekerja sama dalam tim, serta membangun hubungan sosial yang positif.
  4. Membuat Keputusan yang Bertanggung Jawab: Mempelajari bagaimana mengambil keputusan yang baik dan mempertimbangkan dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain.

Dengan teknik STOP dan penerapan pembelajaran sosial emosional yang terencana dengan baik, peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan emosional, meningkatkan hubungan sosial, dan menjadi individu yang tanggap terhadap berbagai situasi dalam kehidupan mereka.

Tips Mendorong Siswa Menerapkan Teknik Stop dalam Pembelajaran Sosial Emosial

Tips Mendorong Peserta Didik Menggunakan Teknik STOP dalam Pembelajaran Sosial Emosional:

  1. Buka Dirimu terhadap Emosi: Mendorong peserta didik untuk mengenali dan berbicara tentang emosi mereka. Guru perlu menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka di mana peserta didik merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka, baik itu marah, sedih, atau kecewa. Memahami emosi adalah langkah awal dalam menerapkan teknik STOP.
  2. Jadi Contoh Sikap Positif: Guru dapat menjadi contoh dalam menghadapi emosi. Dalam situasi sulit, guru bisa menunjukkan bagaimana menerapkan teknik STOP dengan tenang dan positif. Peserta didik akan belajar dari contoh ini dan cenderung menirunya saat mereka menghadapi emosi yang sama.
  3. Dorong Self-Talk Positif: Mendorong peserta didik untuk berbicara pada diri sendiri dengan kata-kata yang positif. Misalnya, saat menghadapi tantangan, mereka bisa berkata, “Saya bisa mengatasinya dengan baik.” Self-talk positif membantu mengalihkan perhatian dari stres dan memberikan kepercayaan diri.
  4. Latihan Rutin: Menjadikan latihan teknik STOP sebagai bagian dari rutinitas kelas. Misalnya, awali setiap sesi pembelajaran dengan latihan pernapasan dan refleksi singkat menggunakan teknik STOP. Hal ini membantu peserta didik membiasakan diri dengan metode ini.
  5. Berikan Penghargaan: Berikan penghargaan atau pujian kepada peserta didik yang berhasil menerapkan teknik STOP dalam situasi yang menantang. Ini akan memotivasi mereka untuk terus mengembangkan keterampilan pengelolaan emosi.
  6. Fasilitasi Diskusi Kelompok: Sesekali, adakan diskusi kelompok tentang pengalaman menggunakan teknik STOP. Peserta didik dapat berbagi situasi di mana mereka berhasil mengatasi emosi dengan metode ini. Diskusi ini memperkuat pemahaman dan penggunaan teknik dalam kehidupan sehari-hari.
  7. Kenali Kebutuhan Individu: Setiap peserta didik memiliki kebutuhan sosial dan emosional yang berbeda. Guru harus mengenal peserta didik secara individu, mengerti situasi yang memicu emosi mereka, dan membantu mereka mengidentifikasi solusi dengan teknik STOP.
  8. Integrasi dengan Materi Pembelajaran: Kaitkan teknik STOP dengan materi pelajaran. Contohnya, saat mempelajari tentang tekanan dalam ilmu sosial, diskusikan bagaimana teknik STOP dapat membantu mengatasi tekanan tersebut.

Bagikan:

Also Read