Perjanjian Renville: Sejarah, Isi, dan Dampaknya

Daftar Pustaka

Mempelajari Isi Perjanjian Renville

Kamu sudah pernah dengar tentang Perjanjian Renville? Perjanjian ini merupakan salah satu proses yang sangat penting di dalam dinamika politik setelah kemerdekaan Indonesia.

Silakan simak informasi lengkap mengenai perjanjian tersebut melalui ulasan di bawah ini, ya!

Sejarah Perjanjian Renville

Sejarah Perjanjian Renville sangat berkaitan dengan upaya Belanda dalam merebut kembali Indonesia.

Seperti yang kamu ketahui, Indonesia melakukan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Sayangnya, proklamasi tersebut tidak menyurutkan niat Belanda untuk kembali menguasai Indonesia. Bahkan Belanda sampai melakukan serangan militer sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut.

Hingga akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia. Empat hari setelahnya, yaitu pada 5 Agustus 1947, Gubernur Jenderal Belanda Van Mook memerintahkan gencatan senjata.

Sebagai upaya dalam menyelesaikan konflik antara Belanda dan Indonesia, Amerika Serikat memberikan usulan berupa pembentukan komisi tiga negara. Komisi tersebut terdiri dari Australia sebagai wakil Indonesia, Belgia sebagai wakil Belanda dan Amerika sebagai pihak penengah.

Dewan Keamanan PBB menyetujui usulan ini. Selanjutnya, perundingan terjadi di atas kapal perang Amerika Serikat, USS Renville, yang juga menjadi nama dari perjanjian ini.

Perjanjian Renville terjadi pada 17 Januari 1948 setelah melalui beberapa hari perundingan yang dimulai sejak 8 Desember 1947. Perjanjian ini tentu membawa perubahan yang cukup besar terhadap arah politik Indonesia pada saat itu.

Isi Perjanjian Renville

Bagaimana Perjanjian Renville Sebenarnya

Seperti yang kamu lihat di atas, latar belakang Perjanjian Renville terkait dengan upaya Belanda dalam merebut Indonesia. Oleh karena itu, poin-poin di dalam perjanjian ini banyak membahas mengenai batas wilayah Indonesia serta hubungan Indonesia dan Belanda.

Adapun perjanjian tersebut dapat terbagi ke dalam sembilan poin. Berikut ini adalah sembilan poin yang menjadi isi Perjanjian Renville:

  1. Akan segera terjadi pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS).
  2. Republik Indonesia merupakan negara bagian RIS
  3. Sebelum RIS terbentuk, Belanda akan tetap menguasai Indonesia untuk sementara
  4. Hanya Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera yang mendapatkan pengakuan dari Belanda sebagai wilayah Republik Indonesia
  5. Terdapat garis demarkasi bernama Garis Van Mook sebagai pemisah antara wilayah kekuasaan Indonesia dan Belanda
  6. Indonesia harus menarik tentaranya di daerah yang menjadi kekuasaan Belanda
  7. Adanya pembentukan Uni Indonesia-Belanda dengan Raja Belanda sebagai kepalanya
  8. Plebisit atau referendum (pemungutan suara) akan dilakukan untuk menentukan nasib wilayah dalam RIS
  9. Akan ada pemilihan umum sebagai cara untuk membentuk Dewan Konstituante RIS.

Dampak Perjanjian Renville

Dampak yang Terjadi Pasca Perjanjian Renville

Dapat kamu lihat pada isi perjanjian di atas, banyak hal yang justru merugikan pihak Indonesia. Oleh karena itu, dampak Perjanjian Renville terbilang cukup negatif bagi Indonesia. Salah satunya seperti wilayah Republik Indonesia yang menjadi lebih sempit daripada sebelumnya.

Hal tersebut menimbulkan keresahan bahkan hingga terjadi pemberontakan. Contohnya seperti pemberontakan PKI yang terjadi di Madiun pada tahun 1948. Selain itu, terjadi juga pemberontakan oleh Kartosuwiryo yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia di Jawa Barat.

Perjanjian ini juga membuat Republik Indonesia harus memindahkan Ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta. Sebab sesuai isi perjanjian tersebut, Jakarta bukan menjadi wilayah kekuasaan Republik Indonesia.

Kondisi wilayah Republik Indonesia yang semakin menyempit juga membuat Perdana Menteri Amir Syarifuddin mundur dari jabatannya. Hal ini karena ia dianggap gagal dalam mempertahankan wilayah Republik Indonesia.

Perjanjian ini juga memiliki dampak cukup besar terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Sebab Republik Indonesia menjadi kehilangan beberapa daerah yang sangat penting dalam menghasilkan kebutuhan pokok. Oleh karena itu, terjadi kemunduran ekonomi Indonesia setelah berlakunya perjanjian ini.

Meski begitu, Belanda ternyata tidak cukup puas dengan adanya perjanjian ini. Belanda kembali melakukan pelanggaran dan melakukan Agresi Militer Belanda II.

Peristiwa yang menjadi tanda dari perlawanan Belanda tersebut adalah pengeboman lapangan terbang Maguwo pada 18 Desember 1948 di Yogyakarta.

Kesimpulan

Pada dasarnya, Perjanjian Renville merupakan upaya untuk menghentikan konflik antara Belanda dan Indonesia. Sayangnya, isi perjanjian ini justru banyak merugikan pihak Indonesia. Meski begitu, pihak Belanda tetap melakukan pelanggaran dengan kembali melakukan serangan militer.

Bagikan:

Also Read