Memberikan pemahaman pelajaran dengan lebih optimal tentu menjadi dambaan para tenaga pendidik, dengan metode pembelajaran unik, salah satunya cooperative learning perlu diterapkan. Metode ini bisa menjadi solusi dari kurang efektifnya gaya belajar yang guru gunakan.
Metode cooperative learning dapat menumbuhkan motivasi belajar para siswa.Di bawah ini Anda akan mendapat penjelasan lebih lanjut mengenai metode pembelajaran tersebut. Simak penjelasan lebih lanjut!
Apa itu Cooperative Learning?
Dalam prosesnya, metode pembelajaran ini lebih kepada belajar bersama antar siswa. Dalam penerapannya, tenaga pendidik akan memberikan tugas pada siswa yang lebih pandai untuk menjelaskan materi dalam sebuah kelompok kecil. Para siswa akan berdiskusi dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Hasil diskusi tersebut nantinya akan dibahas dan ditanggapi bersama-sama, sehingga dapat menghasilkan proses belajar yang aktif dan dinamis.
Secara bahasa Cooperative learning dapat diartikan sebagai pembelajaran gotong royong. Robert Slavin berpendapat bahwa sistem pembelajaran ini bersifat konstruktivis. Pembelajaran konstruktivis merupakan teknik yang melibatkan siswa dalam mencari pengetahuan secara aktif, termasuk untuk memahami apa yang mereka dapatkan secara mandiri.
Dalam dunia pendidikan modern, teknik itu direkomendasikan agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran. Hal itu mengingat, jika siswa langsung yang secara aktif mencari pengetahuan, maka tanpa sadar itu juga akan mudah dipahami siswa lainnya.
Di sini, metode cooperative learning berperan untuk mempermudah memancing dan memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu, metode ini juga mengajarkan siswa untuk lebih mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain.
Cara Menerapkan Cooperative Learning
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan guna menerapkan cooperative learning. Metode ini diyakini lebih optimal ketimbang metode pembelajaran konvensional. Untuk penerapannya, ada beberapa poin yang mesti Anda lakukan, yakni:
1. Jigzaw
Anda bisa membagi siswa pada beberapa kelompok yang berisi 4-6 anak. Masing-masing kelompok diisi oleh kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok ahli adalah siswa yang ditugaskan untuk memberikan materi untuk dijelaskan pada anggota kelompoknya. Sementara itu, kelompok asal adalah kelompok siswa yang berlatar belakang yang bervariasi.
2. Divisi prestasi tim siswa (STAD)
Langkah lain lang perlu Anda terapkan untuk menyukseskan cooperative learning ini adalah Student Team Achivement Division (STAD) atau divisi prestasi tim siswa. Hal itu mengigat metode pembelajaran ini akan menekankan aktivitas dan interaksi antar siswa agar mereka saling memotivasi dan membantu menguasai materi pelajaran. Selain itu, mereka juga akan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
3. TGT (Team Game Tournamen)
Metode pembelajaran ini akan makin asyik dengan adanya beberapa game yang membuat siswa semakin bersemangat. Game ini akan mengacu pada soal yang harus peserta didik kerjakan satu kelompok dan akan mendapat tanggapan dari kelompok lainnya.
4. GI (Group Investigation)
Metode pembelajaran dengan sistem cooperative learning akan mendorong siswa lebih kreatif dengan mengajak mereka berpikir kritis, analis, dan produktif. Para siswa akan dituntut mampu memecahkan masalah bersama.
5. NHT (Number Head Togheter)
Sistem pembelajaran ini punya ciri khusus dalam gotong royong kelompok. Dalam hal ini, akan ada satu anggota yang benar-benar paham dan menguasai tugas dan materi yang mereka bahas dan masalah yang akan mereka pecahkan.
6. TPS (Think Pair Share)
Ketika Anda menerapkan metode pembelajaran ini di kelas, maka para siswa akan berbagi pemikiran. Mereka akan terlibat pada diskusi dan pemecahan masalah sehingga kegiatan belajar mengajar pun lebih optimal.
Manfaat Pembelajaran dengan Cooperative Learning
Karena optimalisasi pembelajaran yang dilakukan di atas, ada beberapa manfaat pembelajaran yang bisa kita dapat dari metode cooperative learning. Di antaranya:
1. Meningkatkan kepekaan dan kerja sama antarsiswa
Belajar dengan metode pembelaaran ini akan mendorong siswa untuk berdiskusi, sehingga siswa akan dituntut peka dan bekerja sama untuk memecahkan masalah.
2. Mendorong siswa memiliki kecerdasan sosial dan emosional
Ketika siswa berinteraksi, secara tidak langsung kecerdasan sosial dan emosional siswa akan terbentuk.
3. Membentuk karakter yang lebih baik
Cooperative learning memotivasi siswa belajar lebih efektif, sehingga akan membentuk karakter siswa yang lebih baik.
4. Membantu siswa mencapai pembelajaran
Salah satu yang menjadi output dari metode pembelajaran ini adalah siswa mencapai pembelajaran dan mendapatkan pengetahuan yang diajarkan melalui metode pembelajaran gotong royong.
Demikianlah penjelasan mengenai metode cooperative learning dalam memotivasi siswa dalam belajar. Meski sebagian besar peran dalam belajar bersama diambil alih siswa, tenaga pendidik di sini sebaiknya tetap mengawasi dan membimbing sambil memberikan penilaian terhadap siswa.