Sistematika Model Proyek: Pengertian, Macam-Macam, dan Manfaat

Daftar Pustaka

sistematika model proyek

Suatu proyek bisa berjalan dengan lancar apabila ada panduan dalam menjalankannya. Nah, sistematika model proyek inilah yang menjadi kerangka kerja atau panduan menjalankan proyek. Ada langkah-langkah dan fase-fase yang dijelaskan agar tujuan proyek tercapai secara efektif dan efisien. Lebih lengkapnya mengenai sistematika model bisa Anda lihat di sini!

sistematika model proyek

Macam-Macam Sistematika Model Proyek

Sebenarnya ada beberapa model proyek yang bisa Anda pilih. Namun pada umumnya, orang-orang menggunakan model proyek berikut ini:

1. Model Waterfall

Model proyek yang pertama termasuk model tradisional yaitu model waterfall. Fase yang ada pada model ini berurutan. Biasanya dimulai dari perencanaan, analisis, membuat desain, pengkodean, pengujian, dan terakhir pemeliharaan. 

Untuk lanjut ke fase berikutnya, Anda harus menyelesaikan fase sebelumnya terlebih dahulu. Jadi prosesnya berjalan dengan rapi dan berurutan sehingga tidak membuat orang kebingungan. 

2. Model Spiral

Berbeda dengan model waterfall, model spiral menggabungkan antara aspek pada model waterfall dan juga aspek iteratif. Proyek akan dipecah terlebih dahulu menjadi serangkain siklus. 

Setiap siklus akan melibatkan proses dan fase yang berurutan. Mulai dari penelitian, analisis, desain, dan pengujian. Tujuan dari pemecahan yaitu agar proyek terlihat lebih simple sehingga terasa lebih mudah untuk diselesaikan.

3. Model Agile

Setiap model proyek memang memiliki ciri khasnya masing-masing. Pada model agile ini, pendekatan yang digunakan adalah kolaboratif dan iteratif. Fokusnya pada adaptabilitas, fleksibilitas, dan kecepatan.

Tim yang menjalankan proyek harus memiliki kerja sama yang sempurna. Pasalnya, anggota tim akan bersama-sama mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara terus menerus saat mengembangkan sebuah proyek. 

4. Model Incremental

Model proyek selanjutnya yang perlu Anda ketahui adalah model incremental. Dibandingkan dengan tiga model sebelumnya, model incremental memang lebih jarang digunakan.

Model satu ini melibatkan pengembangan proyek atau produk secara bertahap. Setiap inkrementasi atau iterasi akan melibatkan penambahan fungsi baru pada produk. Jadi, semakin lama produk akan semakin berkualitas dan bagus. 

5. Model DevOps

Terakhir, model devops yaitu model proyek yang menggabungkan antara pengembangan (development) dan operasi (operation). Penggabungan ini memungkinkan tim pengembang dan tim operasi bekerja sama. 

Pada beberapa model lain, tim pengembang dan tim operasi bekerja di ranahnya masing-masing. Namun pada model ini, kedua tim akan bekerja sama dalam siklus pengembangan hingga peluncuran produk secara kontinu. 

Setiap model proyek memiliki keunggulan dan ciri khasnya masing-masing. Dalam memilih dan membuat sistematika model proyek, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti sumber daya, jenis proyek, dan kebutuhan bisnis. 

Manfaat Sistematika Model Proyek

Semua pihak membutuhkan sistematika model mulai dari manajer, tim, pemilik, hingga pihak terkait lainnya. Berikut ini merupakan manfaat sistematika model sehingga dibutuhkan oleh semua pihak:

1. Mengatur Perencanaan

Manfaat pertama yaitu membantu mempermudah mengelola dan mengatur perencanaan proyek. Perencanaan sangat penting untuk kesuksesan sebuah proyek. Jika ada model proyek yang bisa diikuti, maka perencanaan akan jauh lebih sistematis. Mulai dari perencanaan tujuan, waktu, budget, sampai sumber daya. 

2. Mengelola Risiko

Setiap jenis proyek pasti memiliki risikonya masing-masing. Risiko tersebut tidak akan menjadi masalah besar jika Anda mampu mengelolanya dengan baik. Model proyek bermanfaat untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, hingga mengelola risiko proyek.

Anda bisa melakukan analisis risiko proyek. Melalui analisis tersebut, Anda dapat menentukan faktor yang akan berpengaruh pada proyek. Selanjutnya cari tindakan pencegahan atau mitigasi untuk meminimalisir risiko. 

3. Memaksimalkan Kualitas

Adanya model proyek membantu memaksimalkan kualitas. Pasalnya, model proyek dibuat untuk mendapatkan standar kualitas tinggi. Jika mengikuti model yang ada, maka kualitas yang didapatkan akan jauh lebih maksimal. 

Standar kualitas yang tinggi harus melalui proses pengujian, validasi, dan verifikasi. Melalui proses tersebut, maka Anda bisa mengetahui proyek yang berjalan sudah sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.

4. Mengukur Kemajuan

Manfaat model proyek yang terakhir yaitu membantu mengukur kemajuan. Melalui model proyek, Anda bisa membandingkan rencana proyek dengan hasil nyatanya. Jika ada hal-hal yang kurang sesuai, Anda bisa mengambil tindakan korektif untuk memastikan proyek sesuai jalur. 

Itulah pembahasan lengkap mengenai sistematika model proyek yang perlu Anda ketahui. Adanya sistematika model memang sangat penting dalam suatu proyek. Semua pihak membutuhkannya untuk memastikan proyek berjalan dengan lancar. Semoga bermanfaat!

Bagikan:

Also Read