Mengenal Toxic Parenting dan Dampaknya pada Anak

Daftar Pustaka

Toxic Parenting

Orangtua secara naluriah umumnya selalu bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi sang buah hati. Namun tak jarang sikap tersebut justru berpotensi menimbulkan pola toxic parenting dan dampaknya negatif bagi anak. 

Ketidaksadaran timbulnya toxic parenting dan dampaknya yang tidak baik pada anak disebabkan karena minimnya pengetahuan. Pola Toxic Parenting bahkan mungkin dianggap sebagai pola asuh yang dianggap biasa.

Untuk menghindari toxic parenting yang berulang dan menjadi trauma bagi anak, ada baiknya para orangtua mempelajari tentang hal tersebut. 

Toxic Parenting

Apa itu Toxic Parenting

Tanpa disadari pola toxic parenting sebetulnya timbul dari pola pengasihan yang diperoleh oleh orangtua saat kanak-kanak dahulu. 

Pola pengasuhan yang menjadi racun ini timbul kembali saat tumbuh menjadi orangtua. 

Lalu bagaimana bentuk dari Toxic parenting? 

Toxic parenting sendiri merupakan pola pengasuhan yang keliru dan dapat melukai psikologis anak. Racun bagi psikologis anak ini dapat berupa perlakuan overprotective, berekspektasi terlalu tinggi pada anak, terlalu keras dalam mendisiplinkan anak dan hal lainnya yang dapat menimbulkan luka batin pada anak. 

Sayangnya seringkali, toxic parenting ini kurang padahal dampaknya pada anak sungguh sangat luar biasa. Bahkan dapat terbawa dan kembali muncul saat menjadi orangtua nanti. 

Pola pengasuhan ini seperti siklus yang harus diputus dengan cara menyadari dan mengetahui bahwa Anda memiliki luka lama dan berdamai dengan masa lalu. Orangtua pun harus terbebas dari inner child yang negatif dan berusaha membentuk pola asuh baru yang lebih baik. Dukungan lingkungan terdekat tentunya menjadi salah satu faktor kesuksesan untuk memutus rantai toxic parenting

Toxic Parenting dan Dampaknya pada Anak

Menjadi orangtua memang tidaklah mudah, terlebih jika orangtua memiliki inner child yang akan mempengaruhi pola asuh terhadap anak. 

Namun patut disadari bahwa pola asuh akan memberikan dampak yang luar biasa pada anak. Karenanya sebisa mungkin para orangtua harus memahami betul akan dampak dari toxic parenting dan dampaknya pada anak. 

Berikut dampak toxic parenting yang wajib Anda ketahui agar para orangtua lebih berhati-hati dalam menerapkan pola asuh pada sang buah hati:

Memiliki Self Esteem yang Rendah

Self esteem merupakan cara pandang individu terhadap dirinya sendiri dalam hal perasaan, dan pandangan seseorang atas diri mereka sendiri. Ringkasnya bagaimana menghargai diri sendiri.

Anak dengan toxic parent cenderung memiliki penilai yang rendah akan dirinya sendiri atau memiliki self esteem yang rendah. Hal tersebut terjadi karena kritikan dari orangtua yang terlalu tajam dan cenderung pedas.

Kritikan tajam akan membuat anak merasa tidak berharga jika kritikan dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Hal tersebut mengikis kepercayaan diri sang anak dan cenderung memandang rendah diri sendiri.

Anak Merasa Tidak Pantas Dicintai

Salah satu pola pengasuhan yang toxic adalah abai akan perasaan anak. Anak-anak yang tumbuh dengan lingkungan seperti ini, akan merasakan tidak dicintai karena orangtua kerap abai akan kebutuhan emosi sang buah hati.

Ada Kecenderungan Menjadi Sosok yang Perfeksionis

Pola asuh toksik yang penuh dengan kritik dan tuntutan akan menciptakan sosok yang selalu ingin tampil sempurna. 

Anak-anak hasil asuhan toxic parenting ini biasanya akan menuntut kesempurnaan dan terlalu keras pada dirinya sendiri untuk mencapai standar terbaik dari yang terbaik. Tak jarang tuntutan perfeksionis ini akan membuat anak rentan stress jika targetnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Sering Menyalahkan Diri Sendiri

Selain perfeksionis, anak dengan pola asuh toxic parenting cenderung menyalahkan diri sendiri. Saat menghadapi kegagalan, mereka terlalu berlebihan dalam menyalahkan diri sendiri karena memiliki masa lalu yang kerap dikritik tanpa penghargaan oleh orang tua yang toxic.

Kehilangan Kepercayaan atau Tidak Mudah Percaya

Pola asuh toxic parenting jauh dari kata memberikan rasa aman dan nyaman. Bayang-bayang akan kritikan dan tuntutan dari toxic parent akan mengikis rasa percaya anak. Kecemasan saat bertemu dengan orang baru merupakan salah satu tantangan dari anak yang memiliki latar belakang toxic parenting.

Toxic parenting dan dampaknya sangat luar biasa pada tumbuh kembang anak dan terbawa hingga dewasa. Pemahaman akan parenting yang baik dan berdamai dengan masa lalu jika memiliki luka lama adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai toxic parenting.

Bagikan:

Also Read