Mengenal Kegiatan Intrakurikuler Dalam Kurikulum Merdeka

Daftar Pustaka

kegiatan intrakurikuler dalam kurikulum merdeka

Intrakurikuler merupakan salah satu kegiatan pembelajaran dalam kurikulum Merdeka. Kegiatan intrakurikuler dalam kurikulum Merdeka memuat konten pelajaran yang lebih beragam, dan disesuaikan dengan karakter siswa.

Pandemi COVID-19 mengubah peta pendidikan di Indonesia. Terlebih setelah hasil Programme for International Student Assessment (PISA) memperlihatkan bahwa pelajar Indonesia dengan usia di bawah 15 tahun memiliki tingkatan kompetisi minimum. Penurunan hasil PISA ini akhirnya melahirkan kurikulum baru, yaitu kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka sebelumnya memiliki nama Kurikulum Prototype. Saat ini, kurikulum Merdeka sudah digunakan di seluruh tingkat pendidikan di Indonesia. Mulai dari tingkatan PAUD hingga perguruan tinggi.

Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum Merdeka memiliki cangkupan tipe kegiatan berbeda dalam proses belajar mengajar. Tipe kegiatan tersebut antara lain kegiatan Intrakurikuler, Kokurikuler, dan juga Ekstrakurikuler.

kegiatan intrakurikuler dalam kurikulum merdeka

Berikut ini uraian untuk lebih memahami mengenai kegiatan intrakurikuler yang ada di dalam kurikulum Merdeka.

Mengenal Kegiatan Intrakurikuler Dalam Kurikulum Merdeka

Untuk mengenal kegiatan intrakurikuler dalam kurikulum Merdeka, sebelumnya harus memahami lebih dulu apa itu kegiatan intrakurikuler.

Intrakurikuler merupakan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditentukan kompetensi, materi, kurikulum, bahkan juga waktu pengajarannya. Dalam tingkatan sekolah, kegiatan intrakurikuler di kurikulum Merdeka berlangsung 5 hari dalam seminggu. Dimana siswa akan secara penuh mengikuti proses belajar mengajar di kelas.

Penjelasan paling mudah mengenai kegiatan intrakurikuler ini memang adalah aktivitas belajar mengajar. Dimana siswa akan mendapatkan materi dari pengajar sesuai waktu dan kompetensi yang sudah ditentukan melalui kurikulum dan proses sekolah. Namun dalam kurikulum Merdeka, terdapat sedikit perbedaan dalam implementasi kegiatan intrakurikuler ini.

Kurikulum Merdeka memang berbeda dengan kurikulum pendidikan sebelumnya di Indonesia. Kurikulum ini tidak sekedari berfokus pencapaian dan kompetensi akademis siswa saja. Peran pengajar dalam masing-masing tingkat pendidikan juga tidak hanya akan sekedar untuk menyampaiakan materi dan juga mengevaluasi kompetensi siswa.

Impelementasi kurikulum Merdeka mengutamakan pengajaran berdasarkan karakter, minat, dan bakat siswa. Sehingga guru sebagai pengajar diharapkan bisa menyampaikan materi pelajaran yang akan bisa menarik minat siswa tersebut. Untuk itu, proses belajar mengajar juga harus lebih dulu menilai kepribadian masing-masing siswa.

Untuk itu, kegiatan intrakurikuler pada kurikulum Merdeka menghadirkan proses pembelajaran yang lebih beragam. Mulai dari pilihan konten pembelajaran yang disusun demi mengoptimalkan siswa memahami materi. Hingga pengajar bisa mempergunakan beragam perangkat ajar dalam kegiatan pembelajaran. Sekali lagi, hal ini dilakukan demi menghadirkan proses belajar mengajar sesuai dengan minat dan kepribadian siswa.

Impelemetasi Kegiatan Intrakurikuler Pada Kurikulum Merdeka

Kegiatan belajar mengajar intrakurikuler di kurikulum Merdeka memang memberikan tantangan lebih bagi pengajar. Pengajar tidak bisa lagi sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Melainkan dituntut agar bisa menghadirkan konten pembelajaran yang memudahkan siswa memahami materi. Sekaligus juga optimal dalam mempergunakan waktu.

Optimasi penggunaan waktu mengajar ini menjadi poin penting tersendiri. Dimana kurikulum Merdeka mengharapkan siswa memiliki waktu lebih panjang dalam memahami materi yang diberikan. Sehingga pengajar juga harus mampu mengoptimalkan konten pembelajaran bagi siswa.

Impelementasi intrakurikuler pada kurikulum merdeka memang cukup rumit. Pengajar dan siswa harus bisa terkoneksi dengan baik selama proses belajar mengajar. Para pengajar diharapkan memahami minat dan karakter siswa dalam menerima materi pelajaran yang diberikan.

Untuk itu pengajar diberikan keleluasaan dalam pengunaan alat bantu ajar yang sesuai. Lagi-lagi hal ini bertujuan mengoptimalkan konten pelajaran agar bisa diterima oleh siswa.

Kebebasan untuk menggunakan alat ajar merupakan perbedaan terbesar antara kurikulum Merdeka dengan kurikulum sebelumnya. Misalnya saja sebagai perbandingan, dengan kurikulum 2013. Hadirnya pilihan penggunaan alat ajar dan juga pembelajaran berdasarkan minat siswa menjadikan kurikulum Merdeka dinilai lebih baik.

Selain kegiatan intrakurikuler, kurikulum Merdeka juga memiliki tipe kegiatan lain selama proses belajar mengajar. Tipe kegiatan lain ini saling mendukung satu sama lain demi mewujudkan siswa dengan Profil Pelajar Pancasila. Masing-masing tipe kegiatan pembelajaran ini menegaskan kurikulum Merdeka yang berpusat pada minat, bakat, kepribadian, hingga ketertarikan siswa tersebut sendiri.

Di atas merupakan uraian mengenai kegiatan intrakurikuler pada kurikulum Merdeka. Semoga memudahkan memahami tipe kegiatan pengajaran di kurikulum baru ini.

Bagikan:

Also Read