Mengenal Majas, Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Daftar Pustaka

majas

Saat membaca sebuah karya sastra seperti puisi atau novel, kamu pasti sering menemukan contoh majas. Misalnya saja pada sepenggal kalimat, “Malam itu badai sedang menunjukkan amarahnya.”

Apa sebenarnya arti dari badai yang marah? Walaupun kalimat tersebut terdengar indah dan puitis, tetapi tidak semua pembaca mampu menangkap artinya. Oleh sebab itulah kita perlu belajar tentang gaya bahasa atau disebut majas.

Pengertian Majas

pengertian majas

Pengertian majas secara singkat adalah sebuah gaya bahasa. Setiap karya sastra pasti mempunyai gaya bahasanya masing-masing sebagai identitas si penulis. Hal tersebut juga yang membedakan satu dengan pengarang lainnya.

Majas sendiri merupakan penggunaan diksi khusus dalam sebuah kalimat, sehingga dari kalimat biasa bisa menjadi lebih indah, imajinatif, dan kreatif. Adapun tujuan penulis untuk menyampaikan pesan dari karya sastra tersebut.

Tidak seperti karya tulis lain, sastra bermajas tentunya lebih terasa hidup. Melalui kata-kata indah tersebut, Anda bisa membuat para pembaca dan pendengar merasa takjub. Sedangkan tulisan biasa cenderung lugas apa adanya sehingga beberapa orang menganggapnya membosankan.

Jenis-Jenis Majas

majas

Ada beberapa jenis majas, dengan karakter dan fungsinya masing-masing. Anda bebas menggunakan salah satu atau beberapa gaya bahasa sekaligus ketika membuat sebuah karya sastra. 

1. Personifikasi atau Perumpamaan

Personifikasi atau Perumpamaan

Majas personifikasi adalah majas yang mengumpamakan manusia seperti benda-benda sekitar, atau sebaliknya. Anda bisa mengibaratkan sebuah benda seolah-olah memiliki sifat seperti manusia, atau mengibaratkan manusia seolah-olah memiliki sifat suatu benda. 

Beberapa contoh majas personifikasi yaitu:

  • Saat ini laut sedang marah pada kita yang terlalu durjana.
  • Sinar matahari menyapa kita semua yang sedang berbahagia.
  • Aku mencintaimu bagai bulan mengejar matahari.
  • Nahrawi hanya berdiri mematung memandangi jasad di depannya.

2. Metafora atau Membandingkan Dua Hal

Majas metafora bersifat unik karena membandingkan dua hal yang mempunyai kemiripan. Penulis akan menggunakan analogi untuk membuat pesannya semakin dalam dan dramatis. Biasanya metafora dipergunakan pada prosa, syair dan puisi.

  • Jangan lekas patah arang kalau sudah gagal berulang kali. Teruslah berjuang!
  • Orang itu cepat kaya karena menjadi tangan kanan bosnya.
  • Bintang fajar telah muncul di ufuk timur. Lantas apa lagi yang kau tunggu?

3. Hiperbola yang Melebih-lebihkan

majas

Anda mungkin pernah mendengar majas hiperbola karena mudah dipelajari daripada jenis lainnya. Hiperbola berasal dari kata hyper berarti lebih. Jadi Anda mengumpamakan sesuatu secara berlebihan untuk memperdalam pesan dalam suatu karya sastra.

  • Aku sudah tidak sanggup bayar sekolah anak-anakku. Harga kebutuhan hidup zaman sekarang makin meroket!
  • Setengah mampus aku mencintaimu tapi begini balasannya?
  • Seakan-akan segunung kata maaf juga tidak akan berarti lagi.
  • Akibat kecelakaan itu, darah para korban menganak sungai di jalanan

4. Simile atau Majas Perbandingan

Simile atau Majas Perbandingan

Majas simile nyaris sama dengan metafora, namun lebih lugas. Dua hal yang diumpamakan tidak membuat pembacanya bingung karena maknanya sangat jelas.

Biasanya gaya bahasa simile tidak memakai kosa kata yang sulit. Penulis menggunakan kata umpama, laksana, seperti, ibarat, serupa dengan, dsb. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan sebuah perbandingan.

  • Wajahnya cantik seperti bulan purnama.
  • Mereka berdua memang sejoli seperti bunga dan kumbang, lengket sekali!
  • Jangan ganggu Dina karena bapaknya galak bak harimau kelaparan.
  • Kecantikannya sungguh alami layaknya bunga yang sedang mekar

5. Ironi untuk Menyindir

majas

Majas ironi adalah gaya bahasa menyindir seseorang atau sesuatu. Isinya berupa informasi yang bertentangan dengan realita. Karakteristik ironi yaitu menyampaikan sindiran yang terdengar seperti pujian.

Jadi Anda seakan-akan memuji seseorang terlebih dahulu namun membahas tentang sisi negatifnya. Penggunaan majas ini terdengar lebih sopan jika kita ingin menegur atau memarahi orang lain.

  • Wow rajin sekali si Lila. Hari ini dia bangun pukul 12 siang.
  • Terima kasih! Musik metal itu sangat membantuku untuk belajar.
  • Ini sudah jam 11 malam. Kenapa tidak sekalian tidur di luar?
  • Bagus sekali tulisan si Lia, sampai-sampai aku tidak bisa membacanya.

Penutup

Ada banyak jenis majas dalam sastra Indonesia. Semuanya sangat unik dan menarik untuk dipelajari, sehingga Anda bisa membuat tulisan yang berbeda dengan lainnya. Nah, selamat mencoba!

Tags

Bagikan:

Also Read