Bagaimana Cara Meregulasi Emosi untuk Anak-anak, Ini Penjelasannya

Daftar Pustaka

cara meregulasi emosi anak

Emosi adalah sifat bawaan yang alami dan secara naluriah ada pada setiap manusia, termasuk anak-anak. Emosi bukanlah hal yang salah jika kita mengetahui cara meregulasi emosi anak sehingga tidak menjadi sifat negatif.

Cara meregulasi emosi untuk anak-anak ini akan berbeda sesuai dengan tahapan usianya. Anak-anak harus mengetahui emosi yang dirasakannya dengan memberikan label pada rasa tersebut. Seperti rasa marah, sedih, senang, cemburu dan lain sebagainya.

Dengan memberikan label pada emosi, maka akan lebih mudah untuk memberikan perlakuan untuk mengatasi emosi-emosi tersebut. Pengendalian emosi yang baik pada anak-anak akan membuatnya lebih tenang dan memahami diri sendiri.

cara meregulasi emosi anak

Pentingnya Mengajarkan Cara Meregulasi Emosi Anak

Mendengar kata emosi, mungkin otak kita akan berkonotasi pada hal negatif seperti kemarahan, sedih, kekecewaan dan lain sebagainya. Emosi sendiri secara sederhana merupakan gambaran dari respon atau reaksi atas hal yang terjadi disekeliling kita.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun memiliki emosi. Namun umumnya anak-anak belum mengerti mengenai labeling pada emosi tersebut. Padahal labeling pada emosi akan mempermudah dalam meregulasi atau mengendalikan emosi.

Mengajarkan cara meregulasi emosi pada anak menjadi penting, sebab regulasi emosi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan anak. Sebut saja dalam bersosialisasi seperti berinteraksi dengan teman sebaya, hingga daya adaptasi dengan lingkungan baru melibatkan aspek pengendalian emosi.

Namun, satu hal yang perlu disadari oleh para orangtua adalah mengatur emosi anak membutuhkan waktu. Anak-anak memiliki tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang erat kaitannya dengan tahapan pengendalian emosi.

Orangtua harus mengenalkan kontrol emosi sedini mungkin namun juga harus menyesuaikan tahapannya sesuai dengan usia pertumbuhan si kecil. Bahkan orang tua pun adalah figur nyata sebagai contoh dalam mengelola emosi anak.

Tahapan Perkembangan Emosi Berdasarkan Usia

Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan yang begitu pesat, baik itu kemampuan fisik, psikis dan kognitifnya. Selama masa perkembangan tersebut, emosi yang dialami oleh anak-anak pun dinamis mengikuti perubahan dan perkembangannya.

Penting untuk diingat, orangtua wajib menyadari bahwa emosi adalah hal natural yang wajar terjadi pada siapapun termasuk anak-anak. Disinilah peran orangtua dibutuhkan untuk meregulasi emosi anak, agar sang buah hati tidak frustasi menghadapi emosi tersebut.

Berikut Perkembangan Emosi sesuai dengan tahapan usia:

Mengenali Emosi Bayi

Usia bayi mencakup saat anak berada pada usia 0-12 0-12 bulan. Pada fase ini, bayi memiliki emosi alami dan mengenal emosi kedua dari lingkungan yakni keluarganya.

Emosi pada usia bayi hanya terpengaruh dengan sentuhan, pelukan, dan makanan. Ekspresi dari ketiga hal tersebut diungkapkan dalam senyuman dan tangisan. Namun tahukah Anda? Ternyata bayi pada usia 6 bulan sudah mulai belajar meregulasi emosinya sendiri loh! 

Meski demikian, bayi membutuhkan sosok orangtua untuk menenangkan dirinya.

Perkembangan Emosi Balita

Balita adalah kelompok usia tahapan 1 – 5 tahun. Pada usia ini emosi yang dialami lebih beragam seiring dengan tumbuh kembangnya. Balita memiliki beragam rasa emosi seperti takut, sedih, marah dan lain-lain. 

Anda sebagai orangtua dapat mengenalkan anak pada ragam emosi tersebut. Labeli emosi dan mulai ajarkan cara berkompromi dengan perasaan yang mulai muncul seiring bertambahnya usia buah hati. 

Selain itu, orangtua pun perlu berhati-hati saat berekspresi di depan si kecil. Anak pada usia balita adalah peniru ulung, mereka akan meniru respon orangtua dari situasi yang dialami. 

Perkembangan Emosi Anak-anak Usia 6-10 tahun

Usia 6-10 tahun adalah usia dimana anak-anak memiliki lingkungan lain selain rumah. Tentu saja lingkungan tersebut akan berpengaruh pada ragam emosi lainnya. 

Istilah lain dari kondisi tersebut disebut dengan secondary emotion. Secondary emotion  hadir karena pengaruh lingkungan hingga media.

Pada fase ini Anda dapat membimbing anak-anak untuk jujur terhadap apa yang dirasakannya. Anda pun dapat berperan untuk memberi contoh bagaimana mengendalikan dan menempatkan emosi yang mungkin bisa merugikan orang lain. Sesederhana dengan memberikan contoh meminta maaf saat melakukan kesalahan. 

Jadilah tempat yang aman bagi anak untuk bercerita dan berikan solusi dalam menanggapi emosi uang dirasakan anak. Karena fase emosi di usia ini cukup kompleks. 

Cara Meregulasi Emosi pada Anak-anak

Selain kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) pun tak kalah penting dalam tumbuh kembang anak. Untuk mencapai EQ maksimal, orangtua dapat melakulan regulasi emosi pada anak-anak.

Anda dapat menerapkan langkah berikut untuk mengenalkan pengendalian emosi:

  1. Bantu anak mengenali emosi/perasaan diri, labeli perasaan tersebut dan biarkan anak mengetahui dan merasakan emosi tersebut.
  2. Tanggapi emosi anak dengan tepat sesuai dengan kebutuhan anak. 
  3. Sabar dan cobalah untuk bereaksi netral saat anak rewel atau marah, bahkan saat tantrum sekalipun.  
  4. Ajarkan anak teknik-teknik relaksasi, seperti menghela nafas saat marah. 
  5. Berilah validasi, beritahukan pada anak bauwa emosi yang dirasakannya wajar namun yang terpenting adalah fokus untuk mengendalikan emosi agar tidak merugikan diri sendiri ataupun orang lain. 

Bagikan:

Also Read