7 Tokoh Inspiratif Pendidikan di Indonesia

Daftar Pustaka

Tokoh Inspiratif Pendidikan di Indonesia

Sudah tahu siapa saja tokoh inspiratif pendidikan di Indonesia? Sebenarnya ada banyak tokoh inspiratif yang turut memperjuangkan pendidikan anak bangsa. Pemikiran yang kritis hingga kemampuan diplomasi dapat menyatukan seluruh elemen rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Tokoh Inspiratif Pendidikan di Indonesia

Siapa saja tokoh inspiratif pendidikan Indonesia? Berikut daftarnya:

1. Ki Hadjar Dewantara

Tokoh Inspiratif Pendidikan di Indonesia

Nama Ki Hajar Dewantara menjadi yang pertama dalam daftar ini. Pria bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Merupakan keturunan darah biru, Ki Hajar Dewantara memiliki hak istimewa untuk mengenyam pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dari pasangan Gusti Pangeran Harya Surjaningrat dan cucu Pakualaman III. Sebagai golongan ningrat dan hidup di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta, Ki Hadjar Dewantara mengenyam pendidikan dari kolonial Belanda.

Raden Mas Soewardi pertama kali bersekolah di Eropeesche Legere School (ELS) atau setara Sekolah Dasar. ELS merupakan Sekolah Dasar khusus anak-anak Eropa dan para bangsawan Indonesia. Dia kemudian melanjutkan pendidikan di School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), salah satu sekolah tinggi zaman itu. Kini, STOVIA juga kita kenal sebagai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI).

Ki Hajar Dewantara menilai, pendidikan yang cocok di Indonesia adalah pendidikan yang humanis, kerakyatan, dan kebangsaan. Maka dari itu juga, dia mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa (1922) yang memiliki dasar perguruan Panca Darma. Dasar tersebut meliputi, kemerdekaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebudayaan, dan kodrat alam.

Selain mendirikan Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara juga menulis konsep-konsep pendidikan dan kebudayaan. Dia mengabaikan segala tekanan kolonial Belanda demi memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Bahkan, Ki Hajar Dewantara juga pernah terasing karena tulisannya berjudul “Seandainya Aku Seorang Belanda” menjadi polemik pada masa itu.

2. Raden Ajeng Kartini

Perempuan yang lahir pada 21 April 1879 ini hingga kini masih dikenal berkat karya berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang.” RA Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi wanita yang terus memperjuangkan hak-hak wanita pribumi yang tidak memperoleh kesetaraan dengan pria saat itu.

RA Kartini memperjuangkan hak-hak wanita dalam berbagai sisi, termasuk juga di bidang pendidikan. Kala itu, wanita Indonesia tidak dapat merasakan bangku pendidikan seperti halnya pria. Alasannya, kodrat perempuan mengurus rumah tangga.

Untuk mengangkat derajat perempuan, perempuan kelahiran Jepara ini mendirikan Sekolah Wanita di Rembang, Jawa Tengah, pada akhir hayatnya. Tujuannya, agar perempuan Indonesia dapat merasakan bangku pendidikan layaknya pria.

3. K.H. Hasyim Asy’ari

Barangkali Anda hanya mengenal KH Hasyim Asy’ari sebagai pendiri dari organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Namun sejatinya, lebih dari itu, Pendiri NU yang lahir pada 14 Februari 1871 ini merupakan tokoh inspiratif pendidikan di Indonesia .

KH Hasyim Asy’ari yang juga merupakan pahlawan nasional mendirikan Pesantren Tebuireng pada tahun 1835. Itu menjadi menjadi pesantren terbesar di Pulau Jawa sejak abad ke-19, dan menjadi cikal bakal perjuangan di bidang pendidikan, terutama bagi umat Islam.

Pendirian pesantren oleh KH Hasyim Asy’ari merupakan wujud perlawanan terhadap industrialisasi dan modernisasi kolonial Belanda yang memeras rakyat. Dia juga menolak medali kehormatan dari Belanda, bahkan mengeluarkan fatwa haram bagi masyarakat Indonesia yang haji dengan fasilitas Belanda.

Sikap KH Hasyim Asy’ari yang tegas membuat penjajah ketar-ketir. Bahkan Jepang pun pernah menangkapnya karena menolak hormat ke arah Tokyo.

4. K.H. Ahmad Dahlan

Lahir pada 1 Agustus 1868, KH Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh Islam yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, terutama bidang pendidikan. Dia merupakan pendiri dari perkumpulan Muhammadiyah di Yogyakarta yang bertujuan menciptakan pembaruan Islam di bidang pendidikan.

Pendirian Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan ini bukan tanpa alasan. Hal itu karena, menurutnya, sistem pedidikan kolonialisme tak sejalan dengan keyakinannya. Lebih lanjut, dia juga menegaskan Muhammadiyah merupakan perkumpulan yang bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan, bukan politik.

Melalui Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan memberikan pendidikan Islam secara modern sesuai dengan tuntutan Al-Qur’an dan hadis.

5. Raden Dewi Sartika

Dewi Sartika juga merupakan tokoh inspiratif pendidikan di Indonesia, terutama untuk perempuan. Lahir di Cicalengka, Jawa Barat, putri Raden Rangga Somanagara dan Raden Ayu Rajapermas ini suka bermain sekolah-sekolahan sejak kecil. Dari sanalah, Raden Dewi Sartika mewujudkan cita-cita mulianya, mendirikan sekolah bagi perempuan.

Cita-cita ini turut mendapat dukungan kakeknya R A A. Martanegara yang saat itu menjabat Bupati Bandung, Akhirnya, pada 16 Januari 1904, Sekolah Isteri berdiri dengan mengajarkan materi membaca, menulis, berhitung, dan nilai keragaman.

Setelah menikah dengan Raren Kanduran Agah Suriawinata yang juga merupakan seorang guru, Raden Dewi Sartika mengembangkan sekolah itu bersama. Lembaga pendidikan itu terus berkembang, berubah nama beberapa kali menjadi Sekolah Keutamaan Isteri kemudian Sekolah Raden Dewi.

Namun, sejak suaminya meninggal pada 25 Juli 1939, badai menerpa. Pasukan Inggris dan Belanda mengacaukan Bandung. Raden Dewi Sartika terpaksa meninggalkan sekolah dan mengungsi, hingga akhirnya wafat karena sakit.

6. Raden Ayu Lasminingrat

Selain tokoh seperti RA Kartini dan Raden Dewi Sartika, nama Raden Ayu Lasminingrat juga turut memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Raden Ayu Lasminingrat melakukan perjuangan agar masyarakat Sunda bisa mempelajari ilmu pengetahuan.

Adapun upaya yang dia lakukan, di antaranya menerjemahkan buku-buku dari Bahasa Belanda ke Bahasa Sunda. Dia juga turut mendirikan Sekolah Keutamaan Istri di pendopo Garut pada tahun 1907.

7. Rohana Kuddus

Tokoh inspiratif pendidikan di Indonesia yang tak bisa luput dari daftar ini adalah Rohana Kuddus. Dia merupakan wartawan perempuan pertama di Indonesia, lahir di Koto Gadang, Sumatra Barat, pada 20 September 1884.

Kehadirannya sebagai jurnalis perempuan menjadikannya simbol kebebasan berepkspresi dan kesetaraan gender masa itu. Dia memang tak mengenyam pendidikan formal, namun mampu membaca dan menulis dari buku-buku ayahnya yang juga berprofesi sebagai wartawan. Bukan itu saja, Rohana Kuddus juga mahir berbahasa Arab, Latin, Arab Melayu, dan Belanda.

Ayahnya pernah bertugas di Alahan Panjang, di mana saat itu mereka bertetangga dengan istri pejabar Belanda. Di sanalah Rohana belajar keilmuan, mulai dari merajut, menjahit, hingga menyulam. Dia turut membakar semangat pribumi dengan tulisan-tulisannya saat serangan bergejolak.

Karier jurnalistik Rohana Kuddis bermula pada 1908 melaui surat kabar “Poetri Hindia” dan “Oetoesan Melajoe” pada tahun 1911. Rohana kemudian mulai mendirikan surat kabar sendiri bernama “Soenting Melajoe” pada tahun 1912. Di dunia pendidikan, juga berhasil mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) pada Februari 1911.

Demikianlah 7 tokoh inspiratif pendidikan di Indonesia yang patut Anda ketahui. Sebenarnya ada banyak tokoh inspiratif di bidang pendidikan lainnya di era sekarang. Andakah salah satunya?

Bagikan:

Also Read