Mengenal Tari Piring Asli Minangkabau

Daftar Pustaka

Tari Piring

Indonesia merupakan negara yang membentang luas dan terdiri dari banyak pulau yang didiami ribuan suku bangsa berbeda. Meskipun terdiri dari banyak perbedaan tersebut, Indonesia memiliki kesatuan Bhinneka Tunggal Ika. Penerus bangsa wajib menjaga perbedaan yang ada sejak masa lampau tanpa terpecah belah di era modern karena isu SARA. Anda yang berasal dari daerah Minangkabau sebagai salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia pasti tidak asing dengan tarian tradisional yang terkenal yaitu Tari Piring.

Asal usul dan sejarah Tari Piring

Tak hanya memiliki Rumah Gadang atau kuliner rendang yang terkenal di mata dunia, Sumatera Barat memiliki salah satu tarian tradisional yang tak lekang oleh jaman.

Asal usul dan sejarah Tari Piring

Tari Piring adalah tari adat Suku

Tari Piring adalah tari adat Suku Minangkabau yang mempunyai keunikan berupa atraksi membawa piring dalam gerakan cepat dan stabil. Masyarakat Minangkabau tempo dulu menganggap keberadaan piring cukup menarik dan didatangkan dari Negeri Cina yang memiliki desain dan estetika piring porselen menawan.

Tari Piring berasal dari daerah

Sejak lama Tari Piring berasal dari daerah Solok, Sumatera Barat yang telah berkembang pesat dan banyak dipertunjukkan di berbagai pentas dunia. Bahkan tarian ini juga dipersembahkan dalam acara pembukaan Asian Games 2018 lalu bersama dengan tarian asli Indonesia lain seperti Tari Ratoeh Jaroe, Tari Pendet, Tari Kecak, dan lain-lain.

Sejarah Tari Piring

Sejarah Tari Piring tidak lepas dari ritual yang banyak dilakukan masyarakat masa lalu sesuai dengan kepercayaan lama sebelum Islam menyentuh wilayah Suku Minang. Berdasarkan legenda yang dipercayai sejak turun temurun, tarian tradisional ini telah ada sejak 800 tahun sebelum Masehi.

Makna Tari Piring

Makna Tari Piring merupakan ritual yang diberikan kepada para dewa-dewa sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Biasanya para penari masa lalu membawa makanan atau sajian yang diletakkan di atas piring sembari melakukan gerakan cepat dan luwes. Bukan berupa piring kosong seperti yang Anda saksikan pada masa sekarang, tetapi berisi makanan atau hasil panen di daerah tersebut, lho!

Tari Piring juga semakin berkembang dan banyak dipentaskan untuk menghibur raja pada masa Kerajaan Sriwijaya yang menguasai hampir keseluruhan wilayah Sumatra hingga kalah dari Kerajaan Majapahit pada abad ke-16. Sebagian orang Sriwijaya menyingkir hingga ke daerah Sumatera Barat dan mempopulerkan tarian tradisional ini.

Setelah Islam masuk ke Indonesia atau wilayah Minangkabau, tarian tradisional ini telah berkembang sebagai pertunjukan saja. Tarian dipertunjukkan pada acara penting seperti perayaan keagamaan atau sarana hiburan untuk masyarakat setempat. Huriah Adam merupakan salah satu tokoh yang berhasil mempopulerkan Tari Piring hingga kerap dipentaskan sebagai ajang promosi pariwisata di Indonesia di mata internasional.

Baca juga : Sejarah, Pola Lantai, Properti Tari Pendet dan Makna Yang di Kandungnya

Pola gerakan dan properti yang dibutuhkan dalam Tari Piring

Makna Tari Piring telah berubah seiring perkembangan jaman yang semakin dinamis. Jika orang-orang terhormat yang boleh melakukan tarian ini pada masa lalu, maka semua orang yang telah berlatih bisa mementaskan tarian tradisional asli Minangkabau ini. Tak heran tarian sering dipentaskan dalam perhelatan khitanan, pesta pernikahan, acara kehormatan, dan lain-lain.

Sebenarnya pola gerakan Tari Piring lebih menonjolkan gerakan dasar meletakkan dua piring pada masing-masing telapak tangan. Piring yang digenggam sang penari akan digerakkan memutar dan berayun mengikuti irama musik tanpa takut terjatuh. Gerak wajib dalam tarian tidak lepas dari gerakan orang-orang yang bercocok tanam seperti gerakan mencangkul, gerak mencabut benih, menyiangi hama, menanam padi, dan masih banyak gerakan unik lain. Hal ini berkaitan dengan sejarah tari yang lekat dengan ritual ucapan syukur saat panen melimpah ruah.

Pola lantai Tari Piring

Pola lantai Tari Piring adalah lingkaran besar dan kecil, berbaris, spiral, horizontal, dan vertikal para penari bergerak dinamis diiringi musik tradisional semakin membuat pertunjukan tari tampak sempurna. Tak hanya menampilkan gerakan spiral saja, keunikan tarian terletak pada seni akrobatik yang ditunjukkan oleh kepiawaian penari dalam membawa piring tanpa terjatuh seiring gerak dan musik yang semakin cepat.

Pola lantai Tari Piring

Properti Tari Piring

Tari Piring asal Sumatera Barat dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan dalam jumlah ganjil 3-7 orang saja. Selain telah berlatih melakukan tarian dengan baik, ada properti Tari Piring yang wajib ada dalam pementasan adalah antara lain :

1. Piring

Sebagai properti utama, piring kaca menjadi ciri khas utama dari tarian tradisional yang berbeda dengan daerah lain. Piring yang dibawakan sang penari dalam gerakan teratur tidak akan jatuh ke tanah, selain piring yang pecah pada akhir pertunjukan.

2. Musik

Pementasan tari tidak akan lengkap tanpa musik pengiring berupa alat musik tradisional yaitu rebana, gong, saluang, talempong, dan lain-lain. Nantinya para pemain musik akan memainkan irama penayuhan dengan memainkan lagu Takhian Sai Tiusung dan Takhi Pikhing Khua Belas paling terkenal. Perpaduan musik dan nyanyian merdu semakin membuat pertunjukan Tari Piring tampak memikat hati penonton.

3. Cincin

Selain piring yang dibawakan penari sebagai properti utama pentas seni ini, ada pula properti cincin yang akan didentingkan sang penari ke bagian bawah piring sebagai selingan bunyi.

4. Busana

Para penari tarian akan memakai busana asli daerah Minangkabau sesuai dengan gender masing-masing. Pada penari pria, mereka akan memakai busana Rang Mudo atau pakaian berlengan panjang dengan hiasan renda emas dengan celana besar di bagian tengah yang memiliki warna selaras dengan atasan. Cawek pinggang yang berupa kain songket yang memanjang sampai lutut dengan hiasan mirip rumbai-rumbai menjadi pelengkap busana penari pria selain destar atau hiasan kepala segitiga.

Sedangkan penari wanita memakai busana baju kurung dari kain satin atau beludru dilengkapi selendang dari kain songket. Selain itu, penari memakai penutup kepala mirip tanduk kerbau dengan memakai aksesoris khas wanita Minang seperti kalung rumbai, kalung gadang, subang, dan anting-anting. Warna busana dan aksesoris berwarna cerah dengan kombinasi warna merah dan keemasan.

Properti Tari Piring

Gambar Tari Piring

Jika Anda mencari referensi gambar Tari Piring, pasti bisa menemukan dengan mudah di internet. Tentu menyaksikan pertunjukan tari lewat video saja tidak akan terasa lengkap tanpa menyaksikannya secara langsung. Sesi akhir pertunjukan yang menampilkan atraksi menari di atas pecahan piring porselen memang paling dinanti penonton. Bagi penonton yang baru menyaksikan tarian pasti akan terkejut atau cemas, tapi semua dijamin aman sebab para penari telah terlatih secara profesional.

Atraksi yang mirip debus sebab para penari tetap membawakan keindahan gerak Tari Piring di atas pecahan keramik di lantai menjadi daya pikat utama. Sahabat daftarpustaka.org kalau Anda berkunjung ke Solok, Sumatera Barat, maka wajib menonton pertunjukan seni daerah yang masih terjaga dengan lestari. Menyaksikan sekitar dua belas gerakan wajib pada Tari Piring diikuti atraksi yang mengagumkan akan membuat Anda terpana. Tarian asli dari Minangkabau merupakan wujud aset budaya bangsa yang harus dijaga sebagai bukti representatif budaya warisan leluhur.

Bagikan:

Also Read