Pernah mendengar atau membaca cerita lucu yang kerap muncul di grup chat, artikel, bahkan media sosial? Cerita-cerita lucu yang sering Anda baca itu dikenal dengan teks anekdot. Memang seperti apa contoh teks anekdot beserta strukturnya?
Pada umumnya anekdot dipakai untuk menyampaikan kritik, namun dengan tidak menyakiti ataupun kasar sekalipun. Cerita yang berbentuk teks anekdot pun dibuat singkat dan menarik. Terlebih adanya unsur humor hingga punchline yang menggelitik dan menarik minat para pembacanya.
Itu bisa Anda lakukan agar menghindari konflik antara pihak yang memberikan sindirian maupun pihak yang merasa tersindir. Hal tersebut guna pesan dalam kritik dapat diterima semua pihak tanpa adanya ketersinggungan antar semua pihak.
Namun, sebenarnya Anda paham nggak soal anekdot? Tenang saja, dalam artikel ini akan menjabarkan pengertiannya hingga contoh teks anekdotnya.
Pengertian dan Kaidah Kebahasaan dalam Teks Anekdot
Sebelum membahas contoh teks anekdot beserta strukturnya, Anda harus tahu terlebih dahulu mengenai seluk beluk teks anekdot. Anekdot merupakan cerita singkat nan menarik lantaran memiliki kalimat-kalimat lucu dan mengesankan. Akan tetapi, nggak semua cerita lucu itu dikelompokkan sebagai anekdot. Biasanya anekdot mengarah pada orang penting atau terkenal serta mengacu pada kejadian yang sebenarnya.
Tentunya anekdot sangat menghibur dan lucu. Apalagi itu juga terjadi pada kehidupan sehari-hari. Unsur humor dan lucu dari anekdot biasanya tersampaikan dengan bahasa singkat serta mengena. Meskipun demikian, faktanya anekdot mengangkat cerita yang berdasarkan kejadian nyata yang juga disertakan unsur rekaan. Unsur rekaan terletak pada pelaku dalam cerita, waktu peristiwa, hingga tempat kejadiannya.
Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan tersendiri, antara lain:
- Menyatakan peristiwa atau kejadian masa lalu
- Mengantung kalimat retoris di mana terdapat kalimat pertanyaan yang tidk memerlukan jawaban sama sekali
- Memiliki konjungsi atau kata penghubung yang berhubungan waktu
- Menggunakan kalimat perintah, langsung, serta seru dalam bentuk dialog
- Memakai kata kerja aksi
Melalui teks anekdot, Anda juga bisa belajar untuk menyampaikan kritik yang menghibur tanpa harus menyakiti banyak pihak.
Contoh Teks Anekdot beserta Strukturnya yang Bisa Dipelajari
Ada lima struktur yang terkandung dalam teks anekdot, yakni:
- Abstrak
Ialah bagian pembuka dalam teks anekdot. Itu berguna untuk menggambarkan isi teks secara singkat agar mengetahui alur ceritanya.
- Orientasi
Para penulis menggabarkan latar belajang kejadian atau peristiwa pada bagian orientasi. Bagian ini berperan penting untuk menjelaskan penyebab munculnya konflik, krisis, ataupun masalah utama pada anekdot.
- Krisis
Krisis menjadi puncak cerita yang berisi masalah maupun konflik dari karakter. Ini dapat ditandai adanya kejanggalan ataupun ketidakpuasan.
- Reaksi
Respon dari karakter usai mengalami konflik atau krisis. Hal ini dapat berupa sikap menertawakan ataupun mencela. Pada bagian ini juga kerap mempunyai efek tidak terduga atau kejutan untuk para pembacanya.
- Koda
Koda merupakan penutup teks mengenai kritik atau amanat. Dalam teks anekdot, koda bisa opsional artinya bisa muncul ataupun tidak.
Dua contoh teks anekdot di bawah ini biasa sering dijumpai para pembaca di artikel, media sosial, ataupun grup chat. Contoh beserta strukturnya sebagai berikut.
1. Becak Dilarang Masuk
(Abstrak) Seorang guru bercerita kepada siswa-siswi di kelas mengenai orang-orang madura yang selalu memiliki banya akal dan kerap cerdik.
(Orientasi) Bercerita mengenai ada seorang becak asal Madura pernak kepergok oleh seorang polisi lantaran masuk ke dalam gang. Padahal gang tersebut memiliki rambu “Becak Dilarang Masuk”.
(Krisis) tukang becak tersebut masuk ke dalam gang yang depan gang tersebut terdapat rambu gambar becak disilang garis berwarna merah. Itu artinya becak tidak boleh masuk ke dalam gang tersebut. Polisi tersebut membentak sang tukang becak sambil memperlihatkan rambu tersebut padanya.
(Reaksi) Tukang becak tersebut menjawab, “Oh, tapi Pak, di gambar tersebut hanya ada becak kosong tanpa ada pengemudinya. Nah, becak saya ada pengemudianya, berarti saya boleh masuk dong,” “Tetap saja di dalam rambu ini becak tidak boleh masuk ke dalam gang ini,” balas polisi lagi.
(Koda) “Saya tidak baca. Kalau saya bisa baca, dari dulu saya jadi polisi bukan jadi tukang becak,” kata tukang becak tersebut sambil tersenyum.
2. Profesi Anak-anak dari Penjual Gorengan
(Abstrak) Pada suatu hari seorang satpam membeli beberapa gorengan kepada ibu penjual gorengan di depan sambil mengobrol di sela-sela waktu kosong.
(Orientasi) Satpam itu melihat sang ibu hanya berjualan sendirian tanpa ada yang menemani. Ia pun bertanya kepada ibu penjual gorengan, “Sudah berapa lama Ibu jualan gorengan di sini?” “Sejak tahun 2010. Jadi sudah hampir 15 tahun,” jawab ibu penjual gorengan tersebut.
(Krisis) Satpam itu pun bertanya kembali, “Lalu anak Ibu ke mana dan mengapa mereka tidak ada yang bantu? Saya melihat Ibu sendirian di sini,”
(Reaksi) “Oh, anak saya itu ada tiga. Anak pertama di gedung DPR, nomor kedua di KPK, dan yang kecil ada di Polri. Semuanya pada sibuk sekali,” jawab sang Ibu. Satpam itu mengangguk sambil terkagum, “Wah, hebat sekali anak-anak Ibu bisa sampai sana. Apalagi anak-anak Ibu bekerja jujur dan tidak korupsi. Hidup Ibu sudah sejahtera pastinya,” Satpam itu bertanya kembali, “Kalau boleh tahu, jabatannya apa anak-anak Ibu di sana?”
(Koda) “Ya sama sih semuanya… Sama-sama jualan gorengan juga,” jawab sang Ibu sambil cengengesan.